Prof. Thamrin Abduh, Wija To Luwu yang Kini Jadi Guru Besar Ekonomi Pembangunan Unibos

Prof Thamrin Abduh saat menerima SK Guru Besar bersama istri tercinta (Foto: IST)

MAKASSAR — Kebanggaan kembali datang dari tanah Luwu. Salah satu putra terbaiknya, Prof. Dr. Thamrin Abduh, S.E., M.Si., resmi menyandang jabatan Guru Besar dalam bidang Ilmu Ekonomi Pembangunan, dengan kepakaran khusus pada kinerja ekspor UMKM dan industri kreatif.

Pria kelahiran Bonepute, Kabupaten Luwu, 19 September 1964 ini merupakan Wija To Luwu yang telah menapaki perjalanan panjang di dunia akademik hingga mencapai puncak karier sebagai profesor.

Penetapan jabatan akademik tertinggi itu berlaku sejak 1 Juli 2025 dan dikukuhkan secara resmi pada 8 Oktober 2025. Sebuah pencapaian yang bukan hanya membanggakan pribadi dan keluarga, tetapi juga seluruh masyarakat Luwu Raya.

Riwayat Pendidikan

Prof. Thamrin memulai pendidikan dasarnya di SD dan SMP Siwa, Kabupaten Wajo, kemudian melanjutkan ke SMA di Kota Makassar.

Kegigihannya membuahkan hasil ketika ia berhasil menempuh pendidikan tinggi di Universitas 45 Makassar, tempatnya meraih gelar Sarjana Ekonomi Pembangunan.

Ia kemudian melanjutkan pendidikan S2 Agribisnis di Universitas Hasanuddin, dan menuntaskan S3 Pendidikan Ekonomi di Universitas Negeri Makassar.

Perjalanan karier akademiknya pun terbilang panjang dan konsisten. Sejak 1998, ia telah mengabdi di Universitas “45” (sekarang Universitas Bosowa) Makassar, menjabat berbagai posisi penting mulai dari Wakil Dekan, Dekan, Wakil Rektor, hingga Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

“Menjadi akademisi bukan soal gelar, tapi tentang bagaimana ilmu bisa memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” ujarnya suatu waktu dalam sebuah diskusi ekonomi kreatif.

Prof Thamrin Abduh bersama istri

Dedikasi untuk UMKM

Sebagai peneliti, Prof. Thamrin dikenal produktif dan relevan dengan kebutuhan zaman. Ia telah menulis lebih dari 50 artikel ilmiah, termasuk 9 publikasi internasional bereputasi dan 17 buku.

Salah satu karyanya yang paling dikenal berjudul Strategi Internasionalisasi UMKM, yang membahas strategi peningkatan daya saing pelaku usaha kecil menembus pasar global.

Selain menulis, ia juga aktif melakukan riset dan pengabdian masyarakat, mulai dari pemberdayaan ekonomi keluarga melalui budidaya jamur tiram di Maros, inovasi alat pengering rumput laut di Takalar, hingga peningkatan ekonomi masyarakat penyulingan minyak cengkeh di Wajo.

“Bagi saya, ilmu ekonomi harus bisa turun ke lapangan, menyentuh UMKM, dan memperkuat kemandirian masyarakat,” tegasnya.

Integritas dan Pengabdian yang Panjang

Atas pengabdiannya di dunia pendidikan, Prof. Thamrin telah menerima sejumlah penghargaan Satyalancana Karya Satya dari tiga presiden berbeda, yakni Susilo Bambang Yudhoyono (10 tahun), Joko Widodo (20 tahun), dan Prabowo Subianto (30 tahun).

Ia juga pernah dinobatkan sebagai Dosen Teladan Kopertis Wilayah IX pada 2002.

Selain berkiprah di kampus, Prof. Thamrin aktif di berbagai organisasi, seperti Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (IARMI), dan Dewan Masjid Indonesia (DMI). Ia juga menjabat sebagai Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Jannatul Firdaus Telkomas.

Meski telah mencapai puncak karier akademik, Prof. Thamrin tetap dikenal sederhana, hangat, dan dekat dengan mahasiswa maupun masyarakat.

Ia memegang prinsip hidup yang menjadi sumber inspirasinya: “Hidup bukan soal menjadi yang terbaik, tapi tentang bagaimana kita bisa berbuat baik di setiap kesempatan.”

Kebanggaan Luwu Raya

Pencapaian Prof. Thamrin Abduh menjadi Guru Besar Ekonomi Pembangunan bukan hanya kebanggaan pribadi, tetapi juga simbol bahwa Wija To Luwu memiliki kontribusi besar dalam dunia pendidikan dan pembangunan nasional.

Lahir dan besar di Tana Luwu, ia meniti ilmu dan karier hingga menjadi panutan bagi generasi muda. Dari ruang kuliah hingga lapangan riset, dedikasinya mencerminkan semangat orang Luwu yang ulet, bersahaja, dan berjiwa pengabdian tinggi.

Dengan gelar profesor yang kini disandangnya, Prof. Thamrin berharap semakin banyak anak muda dari Luwu Raya yang berani bermimpi besar, berilmu tinggi, dan tetap berpijak pada nilai-nilai luhur daerahnya. (*)